Friday 9 October 2009

Bahasa Tersulit Di Dunia

1. Bahasa Ibrani


Bahasa Ibrani adalah sebuah bahasa Semitik, dari cabang rumpun bahasa Afro-Asia, yang merupakan bahasa resmi Israel dan dituturkan sebagian orang Yahudi di seluruh dunia. Selama 2.500 tahun, bahasa Ibrani hanya dipakai untuk mempelajari Alkitab dan Mishnah saja, ritual, dan doa-doa. Bisa dikatakan bahasa ini merupakan bahasa liturgis saja, mungkin bahkan sebuah bahasa mati. Tetapi pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, bahasa ini lahir kembali menjadi sebuah bahasa sejati dengan para penuturnya. Bahasa ini lalu menggantikan bahasa Arab, bahasa Ladino, bahasa Yiddish dan lain sebagainya sebagai bahasa utama kaum Yahudi sedunia dan di negara Israel kemudian hari.

Bahasa Ibrani merupakan salah satu dari dua bahasa resmi Israel. Bahasa resmi lainnya adalah bahasa Arab. Dalam bahasa Ibrani sendiri, bahasa ini disebut עברית, atau I'vrit (lafaz: [ivr\it] atau [ibr\it]).

Bahasa Ibrani mirip sekali dengan bahasa Aram dan juga masih mirip dengan bahasa Arab. Bahkan kosakata Ibrani modern, banyak pula meminjam dari bahasa Arab.

Huruf-huruf Ibrani


















Abjad Ibrani terdiri dari 22 huruf. Abjad Ibrani pada bagan di atas hanya terdiri dari konsonan saja (juga termasuk huruf alef dan ayin). Karena teks Ibrani kuno hanya ditulis dalam bentuk konsonan saja (tanpa vokal), maka pelafalannya didasarkan pada tradisi lisan yang turun-temurun dari generasi ke generasi. Sistem penulisan vokal baru muncul sekitar tahun 500 M sampai 1000 M. Sistem penulisan vokal ini diadakan dengan tujuan untuk melestarikan tradisi lisan tersebut. Teks Ibrani kuno yang tanpa vokal tersebut disebut 'teks tanpa titik'. Gulungan-gulungan yang terdapat di sinagoge-sinagoge dewasa ini ditulis dengan tidak membubuhkan vokal sebagaimana kebanyakan buku-buku, majalah-majalah dan surat-kabar-surat-kabar yang dicetak dalam huruf Ibrani modern.


contoh kalimat

בְּרֵאשִׁית, בָּרָא אֱלֹהִים, אֵת הַשָּׁמַיִם, וְאֵת הָאָרֶץ


DIBACA:


"be'resy'iyt b'ara elohiym ha sy'a-mayim b'et ha'arets"

kesulitan dalam membaca tulisan dalam Bahasa Ibrani adalah banyaknya huruf yang mirip dan harakatnya yang banyak)



2. Bahasa Korea

Bahasa Korea (한국어/한국말) adalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan merupakan bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa ini juga dituturkan secara luas di Yanbian di Cina timur laut. Secara keseluruhan terdapat sekitar 78 juta penutur bahasa Korea di seluruh dunia termasuk kelompok-kelompok besar di Uni Soviet, AS, Kanada dan Jepang. Klasifikasi resmi bahasa Korea masih belum disetujui secara universal, namun dianggap oleh banyak orang sebagai bahasa isolat. Beberapa ahli bahasa memasukkannya ke dalam kelompok bahasa Altaik. Bahasa Korea juga banyak mirip dengan bahasa Jepang yang status kekerabatannya juga kurang jelas.

Sistem penulisan bahasa Korea yang asli — disebut Hangul — merupakan sistem yang silabik dan fonetik. Aksara-aksara Sino-Korea (Hanja) juga digunakan untuk menulis bahasa Korea. Walaupun kata-kata yang paling umum digunakan merupakan Hangul, lebih dari 70% kosakata bahasa Korea terdiri dari kata-kata yang dibentuk dari Hanja atau diambil dari bahasa Mandarin.

Huruf ini dikenalkan oleh Raja Sejong pada abad ke-15, dikenal sebagai Hunmin Jeongeum. Namun istilah Hangul baru dikenal pada permulaan abad ke-20. Setelah Hangeul digunakan pun, Hanja masih tetap dipakai, sedang Hangeul dipakai oleh orang-orang tidak berpendidikan, wanita dan anak-anak.

Namun pada perkembangannya, Hangeul makin banyak digunakan bahkan pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, penggunaan Hangeul dan Hanja seimbang. Namun kini, Hanja hanya dijumpai pada tulisan-tulisan akademik dan resmi, sedangkan hampir semua papan nama, jalan, petunjuk, bahkan tulisan-tulisan informal ditulis dalam Hangeul.

Bahasa Korea pada dasarnya memiliki dialek-dialek yang saling bertalian satu sama lain. Setiap wilayah dapat memahami dialek lainnya, kecuali dialek Pulau Jeju yang dianggap kurang bisa dimengerti dari dialek-dialek provinsi lainnya.


huruf-hurufnya



contoh

Dalam Bahasa Korea, kalimat dapat sedikitnya dikelompokkan dalam 5 ( lima ) jenis yaitu Kalimat pernyataan atau kalimat berita ( Declarative ), kalimat pertanyaan ( Interrogative ), Kalimat perintah ( Imperative ), Kalimat ajakan ( propositive ) dan jenis kalimat seruan ( Exclamatory ).


(contoh) Kalimat pernyataan ( Declarative )
Kalimat adalah kumpulan dari kata yang telah memberikan makna atau pengertian. Kalimat pernyataan di sini yang saya maksudkan adalah kalimat berita ( informatif ) baik berbentuk positif ataupun negatif. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut :

1. 저는 집에 갑니다 ( jeoneun jibe gamnida ) Saya pergi ke rumah ( pulang )

2. 나는 책을 읽습니다 ( naneun chaegeul irkseumnida ) Aku membaca buku.
Kedua contoh kalimat di atas digunakan dalam suasana formal. sedangkan dalam suasana informal kita bisa menggunakan kalimat sebagai berikut :

1. 아무 것도 할 수 없네요 ( amu geotdo hal su eomneyo ) Tak ada sesuatupun yang bisa aku kerjakan.

2. 하늘에 별들이 반짝 반짝 빛나네요 ( haneure byeoldeuri banjjak banjjak bitnaneyo ) Bintang-bintang nampak gemerlapan bercahaya di langit.

3. 나는 시장 에서 바나나를 사겠다 ( naneun sijang eseo bananareul sagetda ) Saya akan membeli pisang di pasar.

Catatan :
1. Untuk membentuk bentuk negatif, bisa dengan menggunakan akhiran 이 / 가 아니다 ( i / ga anida ), misalnya : 나는 학생이 아니다 ( Naneun haksaengi anida ) Saya bukan seorang pelajar.
2. Membentuk negatif juga bisa dengan merubah kata 있다 (itda ) menjadi 없다 ( opda) misalnya : 책상에 책이 없다 ( chaeksange chaeki opda ) Di meja tidak ada buku.
3. Juga bisa dengan merubah dari 알다 ( alda ) ke dalam kata 모르다 ( moreuda) misalnya : 그분은 한국 말을 모른다 ( keubuneun hanguk mareul moreunda ) Beliau itu tidak mengerti bahasa Korea.
4. Juga bisa menambahkan 안 atau 지 않 dan juga bisa juga menggunakan 못 dan 지 못하. Contohnya : 리나 학교에 안갔습니다 ( Lina hak gyoe an gasemnida ) Lina tidak pergi ke sekolah. Dan juga misalnya : 이마는 학교에 가지 못했습니다 ( Imaneun hak gyoe gaji mothessemnida ) Ima tidak bisa pergi ke sekolah.
5. Dalam bentuk formal, Predikat pada kalimat pernyataan di akhiri dengan kata ㅂ 니다 atau 습니다, sedangkan dalam kalimat informal, digunakan kata …다 atau …네.


alasan
According to Wexler, the constructions that take children the longest to master are long-distance dependencies. The long-distance dependency of the reflexive pronoun in Korean is not implemented correctly by Korean children until the age of five (Wexler 1990, p. 109), making Korean the most difficult language for toddlers to master, according to Wexler's study.

In the Defense Language Institute of the US Department of Defense (DLI), Korean is seen as the hardest of the Category IV languages, which are Arabic, Chinese, and Korean. Korean is 75-week course, longer than the other Category IV languages, and they are even trying to make it a Category V course.



3. Bahasa Jepang

Bahasa Jepang (日本語; romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.

Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.

Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.


Tulisan bahasa Jepang

Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.

Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:

* aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
* aksara Hiragana (ひらがな) dan
* aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.

Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.

Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.

No comments:

Post a Comment