Monday 1 February 2010

Obat dan Golongannya

1. Abrasif – Zat yang menghilangkan secara perlahan lapisan luar yaitu semacam lapisan porselen pada gigi (contoh: Pumice)
2. Absorben – Obat yang menarik bahan kimia lain masuk ke daalamnya, berguna untuk mengurangi racun kimia yang ada secara sistemik (contoh: Polikarbofil)
3. Asidifier sistemik – obat yang menurunkan derajat keasaman cairan tubuh berguna untuk memulihkan derajat keasaman pasien yang menggalami kebasaan sistemik (contoh: Ammonium klorida)
4. Asidifier urin – obat yang menurunkan derajat keasaman hasil saringan ginjal dan air urin (contoh: Natrium Dihidrogen Fosfat)
5. Adrenergik – obat yang mengaktifkan organ yang tersembunyi di bagian dalam oleh sistem saraf simpatik (perangsang fight or run), obat simpatomimetik (contoh: epinefrin)
6. Adrenokortikosteroid antiinflamasi – hormon korteks yang mengatur metabolisme organic dan mencegah respons inflamasi; suatu glukokortikoid (contoh: Prednisolon)
7. Adrenokortikosteroid pengatur garam – hormone korteks adrenal yang mengatur keseimbangan natrium dan kalium dalamm tubuh, suatu mineralokortikoid (contoh: desoksikortikosteron asetat)
8. Adrenokortikotropik – suatu hormon yang merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan glukokortikoid (contoh: kortikotopin)
9. Adsorben – obat yang mengikat zat kimia lain masuk ke dalam permukaanya, berguna dalam mengurangi unsur kimia toksiis yang mudah didapat (contoh: Kaolin)
10. Agonis – obat yang bereaksi dengan dan mengaktifkan reseptor fisiologi, dan menimbulkan respon biologis yang berkaitan (contoh: Morfin, opioid agonis reseptor; isoproteronol, reseptor agonis betaadrenergik)
11. Alkohol abuser lisis – obat yang mengubah fisiologi yang menyebabkan timbulnya simtom tidak menyenangkan apabila memionum produk yang mengandung alkohol (contoh: Disulfiram)
12. Alkaliser sistemik – suatu obat yang meningkatkan derajat keasaman cairan tubuh, berguna dalam menormalkan derajat keasaman pada pasien yang mengalami pengasaman sistemik (contoh: Natrium karbonat)\
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
13. Zat pengalkilasi - obat antikanker yang menyerang sel malignan dengan reaksi kovalen dengan inti DNA (contoh: klorambusil)
14. Anabolik steroid – suatu androgen analog dengann peningkatan aktiviitas anabolic, digunakan pada pengobatan gangguan katabolik (contoh: metandrostenolon)
15. Analgetik – obat yang menghilangkan rasa sakit (nosireseptor) tanpa menimbulkan ketidaksadaran. (contoh: Morfin sulfat, analgesik narkotik; Aspirin, analgesik nonarkotik)
16. Androgen – hormon yang menstimulasi dan memeliharra fungsi reproduksi dan ciri-ciri seks lelaki (contoh: testosterone)
17. Anestetika umum – obat yang menghilangkan rasa sakit dengan menimbulkan ketidaksadaran (contoh: Eter, anestetik inhalasi; Natrium tiopentotal)
18. Anestetik lokal – obat yang menghilangkan rasa sakit dalam daerah tubuh yang terbatas dengan kerja local saraf sensoris (contoh: prokain)
19. Anestetika topical – anestetika local yang efektif pada pemakaian di selaput kulit (contoh: tetrakain )
20. Anoreksik – obat yang menghilangkan selera makan, biasanya secara sentral menstimulasi perasaan (contoh: Fenmetrazin)
21. Antasid – obat yang menetralkan kelebihan asam lambung (contoh: Gel aluminium hidroksida)
22. Antagonis – obat yang bereaksi dengan tapi tidak mengaktifkan reseptor fisiologis dan dengan demikian menghilangkan respons biologic yang berkaitan (contoh: Nalokson, antagonis reseptor opioid; propanolol, antagonis reseptor beta adrenergic)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
23. Antielmintik – obat yang membasmi investasi cacing dalam tubuh (contoh: Piprazin)
24. Antiacne – obat yang memerangi luka karena acne vulgaris (contoh: Tretinoin)
25. Antiadrenergik – suatu obat yang menghamabat respons pada impuls syaraf simpatiss dan obat-obatan adrenergic; obat simpatolitik (contoh: Fentolamin, antagonis alfaadrenergik)
26. Antiamoeba – obat yang membunuh atau mennghambat protozoa Entamoeba hystolica, unsure penyebab amoebiasis (contoh: Diiodohidroksiquin)
27. Antiadrogen – obat yang menghambat kerja dari hormon androgenic (contoh: Siproteron)
28. Antiangina – vasodilator koroner berguna dalam pencegahan atau pengobatan serangan angina pectoris (contoh: nitrogliserin)
29. Antiaritmia – depresan jantung berguna dalam menghilangkan ritme jantung tidak teratur (contoh: Prokainamid)
30. Antibakteri – obat yang mematikan atau mencegah bakteri patogen (contoh: Penisillin G, antibakteri sistemik; nitrofurantoin, antibakteri saluran urin, Basitrasin, antibakteri topikal)
31. Antikolesteremik – obat yang menurunkan level kolesterol dalam plasma (contoh: kolestiramin)
32. Antikolinergik – obat yang menghambat respons pada impuls syaraf parasimpatik dan obat kolinergik; obat parasimpatolitik (contoh: atropine)
33. Antikoagulan sistemik – obat yang diberikan untuk menghambat penggumpalan pada sirkulasi darah (contoh: Warfarin)
34. Antikoagulan untuk penyimpanan darah keseluruhan – obat yang ditambahkan pada darah yang dikumpulkan untuk mencegah penggumpalan (contoh: larutan dekstrosa sitrat)
35. Antikonvulsan – suatu obat antiepilepsi atau obat yang menghentikan guncangan dengan menimbulkan anestesi secara umum (contoh: Fenitoin, antikonvulsan antiepilepsi; thiopental antikonvulsan anestetik)
36. Antidepresan – obat yang bekerja secara sentral meimbulkan peningkatan perasaan, berguna dalam pengobatan depresi mental (contoh: anmitriptilin)
37. Antidiabetik – obat yang mensuplai insulin atau menstimulasi sekresi insulin, berguna dalam pengobatan diabetes mellitus (contoh: Tolbutamid, menstimulasi sekresi insulin)
38. Antidot umum, suatu obat yang mengurangi efek dari racun yang tercerna (atau kelebihan dosis suatu obat) dengan mengadsorbsi bahan yang racun dalam saluran cerna (contoh: karbon yang diaktifkan)
39. Antidot khusus – obat yang mengurangi efek racun sistemik (atau kelebihan dosis obat) dengan mekanisme yang berhubungan dengan keracunan khusus (contoh: Dimerkaprol, antidote khusus untuk keracunan arsenic, merkuri dan emas)
40. Antieksematik – obat topical yang membantu dalam mengatasi luka kulit kronik yang basah (contoh: coal tar)
41. Antiemetik – obat yang menekan rasa mual dan muntah (contoh: Proklorperazin)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
42. Antienuretik – obat yang membantu mengatasi ngompol (contoh: Imipramin)
43. Antiepileptik - obat antikonvulsan yang menekan serangan epilepsi tanpa menimbulkan kehilangan kesadaran (contoh: etosuksimid)
44. Antiestrogen – obat yang menghambat kerja hormone estrogen (contoh: tamoksifen)
45. Antifilaria – obat yang mematikan atau menghambat cacing kaki gajah yang patogen (contoh: dietilkarbamazin)
46. Antiflatulen - obat yang mengurangi gas saluran cerna (contoh: Simetikon)
47. Antifungi sistemik – obat yang diberikan secara internal untuk membunuh atau menghambat fungi pathogen (contoh: griseopulvin)
48. Antifungi topical – obat luar yang dipakai untuk mematikan atau menghambat fungi pathogen (contoh: tolnaftat)
49. Antigonadotropin – obat yang menghambat pituari antetior untuk tidak mensekresikan gonadotropin, digunakan untuk menekan malfungsi ovarium
50. Antihemofillia – obat yang menggantikan tidak adanya factor pembekuan darah pada penyakit keturunaan hemophilia
51. Antihistamin – obat yang menentang kerja histamine pada H-I reseptor, berguna dalam menekan alergi yang disebabkan oleh timbulnya simptomatik histaminergik (contoh: klorfeniramin)
52. Antihiperlipidemia – obat yang menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam plasma (contoh: klofibrat)
53. Antihipertensi - suatu obat yang menurunkan tekanan darah arteri khususnyaa tekanan diastolic yang naik karena hipertensi (contoh: guanetidin)
54. Antihipokalsemik – obat yang menaikkan kadar kalsium dalam plasma, berguna dalam pengobatann kekurangan kalsium plasma (contoh: injeksi paratiroid)
55. Antihipoglikemik – obat yang menaikkan kadar gula (glukosa) dalam darah (contoh: glucagon)
56. Antiinfektikum topikal - obat yang mematikan atau menghambat mikroorganisme pathogen dan cocok untuk mensterilkan kulit dan luka (contoh: heksaklorofen)
57. Antiinflamasi – obat yang menghambat respons fisiologis akibat kerusakan sel (contoh: prednisolon, gol adrenokortikosteroid; oksifenbutazon, AINS)
58. Antileishmania – obat yang menghamabt atau mematikan protozoa dari genus Leishmania (contoh: Hidroksistilbadimin isetinoat)
59. Antimalaria – obat yang mematikan atau menghambat protozoa dari genus Plasmodium, unsure penyebab malaria (contoh: klorokuin)
60. Antimania – obat yang menekan fase gelisah (mania) dari psikosis depresi maniak (contoh: litium karbonat)
61. Antimetabolit - obat yang menyerang sel malignan atau organism pathogen yang kerjanya sebagai pengganti metabolit nonfungsional (contoh : florourasil)
62. Antimuskarinik – obat antikolinergik yang menghambat efek yang disebabkan reseptor asetilkolin pada organ visceral (contoh: atropine)
63. Antineoplastik – obat yang menyerang sel malignan neoplasma dalam tubuh (contoh: kloram busil)
64. Antiparkinson – obat yang menekan kekacauan saraf dari Parkinson (contoh: Levodopa)
65. Antiperistaltik – obat yang menghambat motilitas usus; obat antidiare (contoh: paregoric)
66. Antiprotozoa – obat yang memaatikan dan menghambat protozoa pathogen (contoh: kuinakrin)
67. Antipruritus – obat yang mengurangi gatal (contoh: mentol)
68. Antipsoriasis – obat yang menghilangkan luka atau gejala psoriasis (contoh: metotreksat)
69. Antipsikosis – obat yang menekan gejala psikosis / gangguan mental (contoh: Haloperidol)
70. Antipiretik – obat yang memperbaiki suhu tubuh menjadi normal dalam keadaan demam (contoh: asetaminofen)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
71. Antiarakhitis – obat dengan kerja vitamin D untuk pengobaran kekurangan vitamin D dan riketsia (contoh: kolekalsiferol)
72. Antirematik – obat antiinflamasi yang digunakan untuk mengobati arthritis dan gangguan reumatid (contoh: indometasin)
73. Antiriketsia – obat yang membunuh atau menghambat mikroba patogenik dari genus Riketsia (contoh: kloramfenikol)
74. Antiskistosoma – obat yang membunuh atau menghambat cacing dari genus Schistosoma (contoh: kalium stibium tartrat)
75. Antiskorbutik – obat dengan jerka vitamin C berguna dalam pengobatan kekurangan vitamin C dan penyakit gusi berdarah (contoh: Asam askorbat)
76. Antiseboreik – obat yang membantu mengatasi dermatitis seboreik / ketombe (contoh: selenium sulfit)
77. Antispasmodic – suatu obat yang menghambat gerakan otot halus visceral (contoh: atropine)
78. Antitiroid – obat yang mengurangi kerja hormone tiroid biasanya dengan penghambatan sintesis (contoh: metimazol)
79. Antitusif – obat yang menekan rangsangan ingin batuk (contoh: kodein)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
80. Antiviral mata – obat yang bekerja secara topical untuk membunuh atau menghambat infeksi virus pada mata (contoh: Iodosukridin)
81. Antiserolftalmik – obat dengan aktivitas vitamin A dan seroftalmik
82. Ansiolitik – obat yang menekan gejala ansietas dengan rasa cemas / gelisah (contoh: Diazepam)
83. Astringen – pengendap protein yang sesuai untuk pemakaian topical sampai menguatkan dan mengerutkan jaringan (contoh: Aluminium asetat)
84. Antagonis H-1 – obat antihistamin untuk melawan histamine yang ditimbulkan alergi (contoh: CTM)
85. Antagonis H-2 – obay penghambat histamin karena sekresi gastric untuk mengobati cedera lambung dan usus 12 jari (contoh: simetidin)
86. Barbiturat – obat sedative hipnotik yang struktur kimianya berintikan asam barbiturate (contoh: Pentobarbital)
87. Beladonna – zat penting dalam tanaman Atropa belladona dan spesies yang sekeluarga dengan kerja antikolinergik (contoh: atropine)
88. Benzodiazepin – obat sedative ansiolitik relaksan otot yang struktur kimianya bertinrikan benzodiazepine (contoh: diazepam)
89. Betablocker – obat yang menghambat efek yang disebabkan oleh reseptor beta adrenergic untuk mengobati asma dan penyakit jantung (contoh: propanolol)
90. Bronkodilator – obat yang melebarkan pembuluh udara bronchial, digunakan untuk pengobatan asma (contoh: isopreterenol)
91. Dekongestan – obat adrenergic untuk membuat penyempitan pembuluh darah dalam saluran hidung (contoh: fenilpropanolamin)
92. Dentin desensitizer – obat unttuk gigi guna mengurangi sensitivitas dentin dibawah lapisan yang terpapar (contoh: zink klorida)
93. Depigmentasi – obat topical yang menghambat pembentukan pigmen kulit (contoh: hidrokuinon)
94. Deterjen – zat pengemulsi yang digunakan sebagai pembersih
95. Digestan – zat peningkat pencernaan biasanya dengan menambahkan enzim saluran cerna (contoh: pankreatin)
96. Disinfektan – zat yang menghancurkan mikroba yang sesuai untuk sterilisasi benda mati (contoh: formalin)
97. Diuretic – obat yang mendorong ginjal mengekresikan elektrolit dan air, berguna dala pengobatan udem secara umum (contoh: furosemid)
98. Emetik – obat yang menimbulkan muntah berguna untuk melepaskan racun yang termakan dan tidak terabsorbsi (contoh: Sirup ipeka)
99. Emolien – obat khususnya minyak atau lemak untuk melembutkan kulit dan membuat lebih lentur
100. Ekspektoran – obat yang meningkatkan sekresi saluran pernafasan, menurunkan kekentalan dan mendorong pengeluaran (contoh: kalium iodide)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
101. Fenotiazin – obat antipsikosis atau antidepresan yang mengandung inti fenotiazin (contoh: klorpromazin)
102. Galaktokinetik – obat yang digunakan untuk mendorong ASI pertama setelah melahirkan (contoh: intranasal oksitosin)
103. Glukokortikoid – hormone anak ginjal yang mengatur metabolism organic dan menghambat respon inflamasi (contoh: betametason)
104. Hematopoetik – vitamin yang merangsang pembentukan sel darah, berguna dalam pengobatan anemia karena defisiensi vitamin (contoh: sianokobalamin)
105. Hematinik – obat yang meningkatkan pembentukan hemoglobin dengam suplai besi (contoh: feros sulfat)
106. Hemostatik local – obat yang dipakai pada pendarahan di permukaan, meingkatkan pembekuan atau bertindak sebagai matriks pembeku (contoh: thrombin)
107. Hemostatik ssistemik – obat yang menghambat fibrinolisis sistemik, (contoh:asam aminokaproat)
108. Hipnotik – suatu depresan system saraff pusat dengan dosis yang tepatmenyebabkan tidur (contoh: kloralhidrat)
109. Iritan local – obat yang digunakan tidak khusus untuk hasilkan renspon inflamasi lemah (contoh: kamper)
110. Kalsium chanel bloker – obat antiangina yang merusah fungssi transmembran saluran kalsium pembuluh darah koroner (contoh: Verapamil)
111. Karbonik anhidrase inhibitor – obat penghambat enzim karbonih anhidrase untuk dieresis dan pembentukan carian dalam mata (contoh: Asetazolimid)
112. Kardiak depresan antiaritmia – obat yang menekan fungsi otot jantung miokardium untuk pengobatan aritmia jantung (contoh: prokainamid)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
113. Kardiak glikosid – zat dari tanaman Digitalis sp dengan kerja tonik jantung (contoh: Digoksin
114. Kardiotonik – obat yang meningkatkan daya kontraktil miokardium untuk pengobatan gagal jantung kongestif (contoh: digitoksin)
115. Katartik – obat yang mendorong defekasi dan kerjanya lebih kuat dari laksan (contoh: dantron)
116. Kaustik – obat permukaan yang merusak jaringan untuk melepas luka pada kulit (contoh: argentums nitrat)
117. Keratolitik – obat permukaan yang melunakkan bagian permukaan kulit yang mengandung keratin dan tingkatkan deskuamasi (contoh: asam salisilat)
118. Kelating agen – zat pembentuk kompleks yang menggabungkan logam masuk ke lingkaran struktur stabil guna keracuinan logam (contoh: EDTA)
119. Koleretik – obat yang meningkatkan sekresi empedu dalam hati (contoh: Asam dehidrokolat)
120. Kolinergik – obat yang mengaktifkan organ yang disyrafi system parasimpatik (contoh: neostigmin)
121. Kontrasepsi - obat untuk mencegah terjadinya kehamilan (contoh: nonoksinol)
122. Komplekson logam – obat yang mengikat ion logam untuk pengobatan keracunan logam (contoh: dimerkapol)
123. Laksan – obat yang meningkatkan defekasi dan lebih lemah dari katartik (contoh: metilselulosa)
124. Leprostatik – obat yang membunuh atau menghambat Mycobacterium penyebab lepra (contoh: dapson)
125. MAO inhibitor – obat antidepresan yang menghambat enzim monoaminoksidase dengan cara tingkatkan kadar katekolamin (contoh: isokarboksazid)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
126. Midriasis – obat adrenergic digunakan secara topical dalam mata untuk tingkatkan dilatasi pupil (contoh: fenilefrin)
127. Mineralokortikoid – hormone adrenokortikoid yang mengatur keseimbangan natrium dalam tubuh (contoh: desoksikortikosteron asetat)
128. Mukolitik – obat yang menghidrolisis protein mukosa untuk mengurangi kekentalan cairan paru (contoh: asetilsistein)
129. Narkotik – obat yang meningkatkan kerja reaksi reseptor opioid saraf pusat
130. Narkosis antagonis – obat yang bereaksi dengan reseptor narkotik tapi tidak meimbulkan gejalan adiksi sehingga digunakan untuk penyembuhan kecanduan (contoh: nalokson)
131. NSAID – AINS atau antiinflamasi nonsteroid (contoh: indometasiN)
132. Oksitoksik – obat yang merangsang gerakan rahim untuk merangsang persalinan atau menjaga perdarahan setelah persalinan
133. Parasimpatolitik – obat yang menghambat respons impuls saraf parasimpatik, obat antikolinergik (contoh: atropine)
134. Parasimpatomimetik – obat yang mengaktifkan organ yang distimulasi oleh system saraf parasimpatik (contoh: neostigmin)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
135. Pedikulosid – pembunuh serangga untuk membunuh kutu / pedikulus (contoh: Lindan)
136. Pelunak tinja – obat yang mendoroing defekasi dengan melunakkan feses (contoh: Dokusat)
137. Pigmentasi – obat yang meningkatkan sintesis melanin dalam kulit (contoh: trioksalen)
138. Potensiator – obat yang meningkatkan kerja obat utama
139. Progestin – hormone seperti progesterone yang menstimulasi fase sekretori siklus rahim (contoh: dihidrogesteron)
140. Prostaglandin sintase inhibitor - obat antiinflamasi yang menghambat sintesa prostaglandin dan merangsang gejala prostaglandin (contoh: ibuprofen)
141. Protektan – obat yang digunakan sebagai penahan fisik rterhadap lingkungan (contoh: gelatin zink)
142. Protombogenik – obat dengan kerja vitamin K untuk mengobati defisiensi vitamin K (contoh: Fitonadion)
143. Psikedelik – obat yang merangsang fenomena saraf dan menimbulkan halusinasi (contoh: meskalin)
144. Relaksan otot polos – obat yang menghambat kontraksi otot polos (contoh:aminofilin)
145. Relaksan otot rangka – obat yang menghambat kontraksi otot yang gerakannya dikendalikan (contoh: tubokurarin)
146. Ruberfasien – obat permukaan yang merangsang iritasi kulit lambat dengan eritemia
147. Sedatif – obat depresan untuk meningkatkan relaksasi (contoh: fenobarbital)
148. Sikloplegik – obat antikolenergik pada mata untuk memperoleh kelumpuhan akomodasi dan pembesaran pupil (contoh: siklopentolat)
149. Simpatolitik – obat yang menghambat respons pada impuls saraf simpatik (contoh: pentolamin)
150. Simpatomimetik – obat yang mengaktifkan organ yang dipersaarafi system simpatik (contoh: epinefrin)
151. Sistemik – obat diberikan supaya mempengaruhi seluruh tubuh
152. Skarbisid – insektisida yang cocok untuk membasmi gatal karena scabies (contoh: Lindan)
153. Sklerosing – obat iritan cocok untuk injeksi IV yang mengembang untuk merangsang (contoh: natrium morhuat)
154. Stimulansia – obat yang meningkatkan keadaan fungsi system saraf pusat kadang digunakan dalam terapi kejang gangguan mental (contoh: Flurotil)
155. Sunscreen – pelindung kulit yang mengabsobrsi energy cahaya pada panjang gelombang yang menyebabkan terbakar matahari (contoh: asam aminobenzoat)
156. Supresan – obat yang menghambat penyakit tapi tiidak menyembuhkan
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
157. Tiroid – hormone yang menjaga keseimbangan fungsi metabolic dan laju metabolic normal
158. Trankuiliser – obat yang digunakan untuk menekan keadaan emosi terganggu secara cepat (contoh: trifluorperazin)
159. TCA – anti depresan (contoh: imipramin)
160. Tuberkulostatik – obat yang membunuh atau menghamabt mikobakterium penyebab TBC (contoh: Isoniazid)
161. Urikosuria – obat yang mendorong eksresi asam urat dari ginjal untuk encok (contoh: Probenesid)
Hak cipta Piridoxin @ kaskus, bila berbeda pemosting, maka hasil copy paste dari Piridoxin
162.
163. Vasodilator koroneria – obat yang melebarkan pembuluh darah dalam jantung dan memperbaiki aliran darah koroner untuk pengobatan serangan jantung (contoh: amilnitrit
164. Vasopresor – obat adrenergic untuk mempersempit arteri dan menaikkan tekanan darah (contoh: norepinefrin)
165. Vitamin – zat yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolism normal digunakan secara terapetik untuk penambah kandungan vitamin dari makanan
166. Xantin – zat pada tanaman yang berhubungan dengan kerja serbagai stimulant syaraf pusat, relaksan otot dan diuretic (contoh: kafein)

No comments:

Post a Comment